Halo! Selamat datang di artikel jurnal ini yang membahas tentang idgham mutamatsilain dalam bahasa Indonesia secara santai.
Idgham mutamatsilain adalah sebuah aturan dalam tajwid yang mengharuskan penggabungan dua huruf dari sifat mad yang memiliki
sukun dengan bunyi nyaring dan tanpa gerakan mad yang mengikuti. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai idgham mutamatsilain
dalam artikel ini.
1. Pengertian Idgham Mutamatsilain
Idgham mutamatsilain, dalam tajwid, merupakan salah satu aturan penggabungan bunyi antara sukun dan huruf yang memiliki sifat mad.
Bunyi sukun akan digabungkan dengan huruf berikutnya yang memiliki sifat mad tanpa adanya gerakan mad yang mengikuti. Contoh
huruf yang memiliki sifat mad adalah nun mati atau tanwin. Penerapan idgham mutamatsilain akan membentuk satu suara yang nyaman
dan lancar diucapkan.
Secara harfiah, idgham berarti penggabungan, sedangkan mutamatsilain berarti yang saling terhubung atau berurutan. Jadi, idgham
mutamatsilain menggambarkan penggabungan dua huruf yang saling terhubung secara berurutan dalam ujaran.
Perlu dipahami bahwa idgham mutamatsilain hanya berlaku dalam beberapa kondisi tertentu. Penerapan idgham mutamatsilain tidak
selalu harus dilakukan dalam setiap pembacaan ayat Al-Qur’an.
Agar lebih memahaminya, kita akan mengulas beberapa kondisi penggunaan idgham mutamatsilain beserta contohnya pada sub judul
berikutnya.
Dalam idgham mutamatsilain terdapat dua macam huruf yang digabungkan, yaitu:
- Nun Mati (ن ميم مطوي, تنوين): Huruf nun mati atau tanwin merupakan salah satu huruf yang memiliki sifat mad.
Pada idgham mutamatsilain, nun mati akan digabungkan dengan huruf berikutnya. - Tanwin (تنوين): Tanwin adalah tanda baca di atas huruf yang menandakan bentuk jamak (plural) dalam bahasa
Arab. Tanwin juga termasuk dalam sifat mad sehingga dapat mengikuti idgham mutamatsilain.
2. Kondisi Penggunaan Idgham Mutamatsilain
Idgham mutamatsilain dapat digunakan dalam beberapa kondisi, yaitu:
-
- Setelah Huruf Hamzah dan Alif Bertanda Fathah atau Dhammah
Idgham mutamatsilain bisa diterapkan ketika ada huruf hamzah atau alif bertanda fathah atau dhammah diikuti oleh huruf nun mati
atau tanwin. Contohnya pada kata “andai” (أَنْدَى), di mana terdapat huruf hamzah “أ” diikuti oleh huruf
nun mati “نْ”.
Dalam pengucapan, bunyi hamzah yang bertanda fathah atau dhammah tidak diucapkan secara jelas, tetapi langsung digabungkan atau
dimadukan dengan bunyi nun mati selanjutnya. Sehingga kata “andai” akan terdengar seperti “anda”.
Contoh kata-kata lain yang mengaplikasikan idgham mutamatsilain setelah huruf hamzah atau alif dengan tanda fathah atau dhammah
antara lain:
Kata | Pengucapan |
---|---|
ada | ad-a |
aku | ak-u |
air | air |
-
- Setelah Huruf Hamzah dan Alif Bertanda Kasrah
Idgham mutamatsilain juga dapat diterapkan setelah huruf hamzah atau alif bertanda kasrah diikuti oleh huruf nun mati atau
tanwin. Contohnya pada kata “indah” (إِنْدَاهُ), di mana terdapat huruf hamzah “إِ” dan huruf nun mati
“نْ”.
Bunyi hamzah yang bertanda kasrah tidak diucapkan secara jelas, tetapi langsung digabungkan atau dimadukan dengan bunyi nun
mati selanjutnya. Sehingga kata “indah” akan terdengar seperti “inda”.
Berikut beberapa contoh kata lain yang mengaplikasikan idgham mutamatsilain setelah huruf hamzah atau alif dengan tanda kasrah:
Kata | Pengucapan |
---|---|
inda | ind-a |
ingin | ing-in |
ilham | il-ham |
-
- Setelah Huruf Hamzah dan Alif Bertanda Dummah
Idgham mutamatsilain juga berlaku setelah huruf hamzah atau alif bertanda dummah diikuti oleh huruf nun mati atau tanwin. Contohnya
pada kata “ummi” (أُمِّي), di mana terdapat huruf hamzah “أُ” dan huruf nun mati “نْ”.
Bunyi hamzah yang bertanda dummah tidak diucapkan secara jelas, tetapi langsung digabungkan atau dimadukan dengan bunyi nun
mati selanjutnya. Sehingga kata “ummi” akan terdengar seperti “umm”.
Berikut beberapa contoh kata lain yang mengaplikasikan idgham mutamatsilain setelah huruf hamzah atau alif dengan tanda dummah:
Kata | Pengucapan |
---|---|
umur | um-r |
usia | us-yah |
utama | ut-mah |
3. FAQ (Frequently Asked Questions)
Q: Apa itu idgham mutamatsilain?
A: Idgham mutamatsilain adalah aturan tajwid yang mengharuskan penggabungan bunyi antara sukun dengan bunyi nyaring dari huruf
yang memiliki sifat mad seperti nun mati atau tanwin.
Q: Kapan idgham mutamatsilain digunakan?
A: Idgham mutamatsilain dapat digunakan dalam setiap pembacaan ayat Al-Qur’an yang memenuhi kondisi-kondisi tertentu, seperti
setelah huruf hamzah atau alif bertanda fathah, kasrah, atau dummah diikuti oleh huruf nun mati atau tanwin.
Q: Apa contoh kata-kata yang mengaplikasikan idgham mutamatsilain?
A: Beberapa contoh kata yang mengaplikasikan idgham mutamatsilain antara lain “andai”, “indah”, “ummi”, “ada”, “ingin”, dan
“umur”.
Q: Apa manfaat penerapan idgham mutamatsilain dalam pembacaan Al-Qur’an?
A: Penerapan idgham mutamatsilain akan membentuk suara yang lebih harmonis dan nyaman diucapkan. Hal ini sangat penting dalam
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Q: Apakah idgham mutamatsilain berlaku dalam semua kondisi?
A: Tidak, idgham mutamatsilain hanya berlaku dalam kondisi-kondisi tertentu yang telah dijelaskan sebelumnya.